Selama kurang lebih 3 bulan terakhir ini saya sedang mengikuti kegiatan kerelawanan, saya bergabung sebagai relawan Panitia, dimana saya ditugaskan untuk menjadi Narahubung antara Panitia Pusat dengan Panitia di daerah (kebetulan saya kebagian menjadi Narahubung untuk daerah Aceh), dan juga menghubungkan antara Panitia di daerah dengan Relawan Narasumber maupun Dokumentator.
Komunikasi saya selama ini dengan panitia daerah hanya sebatas whatsapp chat, belum pernah telepon. Setelah belajar komunikasi produktif, saya kemudian berpikir bahwa agar semua nya lancar dan tidak ada salah paham, maka sekali kali saya harus ngobrol via telepon, agar intonasi dan nada bicara bisa terdengar. Karena sejujurnya, selama ini membaca chatnya saya juga suka wondering apakah kakak panitia ini sedang marah, atau sedang sibuk, atau bagaimana tidak terlihat dari sebaris kalimat di chat whatsapp.
Akhirnya, ketika ada kesempatan saya menghubungi via telepon, dan alhamdulillahnya setelah kesempatan itu malah dari pihak panitia daerahnya yang menjadi lebih terbuka dan ingin diskusi lagi lewat telepon, dan hari ini, tadi sore, komunikasi kami meningkat lagi menjadi melalui video call. Alhamdulillah banget, karena saya pribadi jadi tahu ekspresinya bagaimana saat kami berdiskusi. Seperti berdasarkan teori komunikasi bahwa gerakan tubuh dan intonasi sangat berpengaruh dalam komunikasi, dan melalui video call saya bisa melakukan komunikasi dengan lebih produktif.
Komentar