Langsung ke konten utama

Komunikasi Produktif Hari 6 - Jangan Berasumsi

Hari Selasa, 11 September 2018

Alhamdulillah hari ini libur Tahun Baru Islam! Dan alhamdulillah nya lagi hari ini saya (tumben) ngga ada kegiatan di luar rumah, jadi memang hari ini diniatkan untuk birul walidain di Rumah 😁

Family activity kita yang pertama adalah Jogging pagi bareng di Tandon Ciater, Tangerang Selatan.

Biasanya, kami kalau lari di Tandon ini memang ngga bareng-bareng, jadi ya lari sendiri-sendiri dan nanti bertemu di suatu titik kalau sudah selesai. Hari ini kami janjian lari 6 putaran, saya lari duluan, disusul adik saya dan kemudian Ayah dan Bunda lari lari kecil di belakang.

Karena agenda hari itu hanya lari dan sarapan, saya sengaja tidak membawa telepon genggam agar bisa fokus ngobrol dan komunikasi dengan keluarga.

Setelah menyelesaikan 6 putaran, saya pas banget bertemu dengan adik saya, kemudian kami melipir sebentar di pinggiran untuk menunggu Ayah dan Bunda, di pikiran kami ayah sama bunda pasti akan lari lewat sini karna tadi baru 5 putaran, jadi putaran terakhir pasti lewat sini dan akan bertemu dengan kita

Karna lelah, sembari menunggu Ayah dan Bunda, kami ngobrol, bercerita tentang orientasi perkuliahan Adik saya, bertukar pikiran, pendapat 'ah saya kangen bisa ngobrol begini sama Adik saya'. Saking asyiknya ngobrol, kami tidak sadar bahwa Ayah dan Bunda belum kunjung melewati tempat kami menunggu. Akhirnya saya menyadari kesalahan kami, mengapa tidak dari awal memberi tahu Ayah sama Bunda bahwa kami menunggu di titik A via adik saya yang kebetulan membawa telepon genggam.

Kemudian kami segera menelpon ayah dan bunda, dan benar saja ternyata kita saling tunggu tungguan di dua tempat berbeda 😂 Alhamdulillahnya saya inisiatif untuk menelpon duluan *walaupun telat* untuk bertemu di titik tengah saja biar mudah.,

Hikmah nya adalah, sekecil apapun jangan berasumsi duluan, karena asumsi yang kecil bisa menghasilkan kesalah pahaman yang besar. Sehingga untuk menghindari asumsi, kita harus clarify setiap asumsi yang kita miliki.

Wallahua'lam bissawab.

Sampai jumpa di hari berikutnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

17 years of Love Song

Apa yang muncul di benak lo pas baca title itu ? hahhaa pasti sesuatu yang romantis deh #soktau hahhaa jadi sebenernya ini tuh judul novel, pengarangnya sama kayak pengarang Summer Breeze (pasti tau lah). sebenernya dari cover luarnya tuh udah keliatan sendu banget gitu, gue liat novel ini waktu di stand nya puspa swara di islamic book fair kemaren, akhirnya gue beli lah ini buku dan ternyataa.. jreeng jreeng jreeeng.... gue nangis baca buku nya. sedih banget asal lo tau, sebenernya nggak tebel bukunya, tapi entah kenapa kayaknya tuh panjang banget ceritanya, dan lama, dan gue sangat terbawa sama ceritanya, sedih banget, gue sampe nangis terus sampe keinget-inget sama novel ini, aduuh emang lebai banget, tapi ya itu lah haha. jadi sinopsisnya gini... --Ada seorang anak laki-laki, namanya Leo, dia pindah ke kampung sama ibunya dari Jakarta, soalnya Orang Tuanya abis bercerai dan dia ikut ibunya pulang ke kampung halamannya di purwakarta, ini ceritanya setting tahun 91-an . terusnya , di...

kakak-yang-akan-melepas-masa-lajangnya

pernah baca post yang tentang Ayah? nih disini  . dan itu bener banget ternyata...... kemaren di rumah ada acara perkenalan keluarga besar kak dea sama kak adam (calom suaminya), aku kira ya ini acara keluarga biasa, hanya perkenalan, makan-makan, foto-foto, dan selesai. Tapi ternyata nggak nyangka banget, pas ayah lagi disuruh ngomong tentang ya bahwa ayah menerima pinangan dari adam bla bla bla.. dan ayah ku menangis, beliau menangi, beliau berusaha berbicara sambil menangis, beliau menangis karena akan melepaskan putri pertamanya, bahwa putri pertama nya sudah beranjak dewasa dan akan berpindah tanggung jawabnya kepada suaminya, bukan lagi kedua orang tuanya. walaupun itu bukan aku, tapi mendengar dan melihat ayah menangis itu rasanya........... ya Allah sejujurnya aku juga sedih sih kakak udah mau menikah, yang paling berasa mungkin karena nantinya kakak nggak tinggal di rumah lagi dan ya dia bakalan punya keluarga juga yang harus dia urusin nantinya. walaupun kak dea supe...

Psikologi UNPAD

Yak! Alhamdulillah saya sudah kelas 3 SMA, dan sepertinya sudah saatnya buat mikirin lebih serius mau ke universitas mana nanti, dan mau jurusan apa nanti, dan mau kerja apa nanti -,- . sebenernya gue agak males mikirin ini (aduh hidup gue~~) tapi ini harus, masa iya gue hidup mau terombang ambing sama arus laut gitu aja? nggak kan, yaudah jadi hari ini gue baru mencari-cari tentang satu fakultas yang sebenarnya sangat amat saya minati dibanding pilihan (dari orang tua dan kerabat-kerabat beserta tante dan kakak) yang lain. Dan gue ketiklah di mbah google "Fakultas Psikologi UNPAD" yeah :)) dan bermunculan berbagai macam sumber, ya ada yang menarik tapi ada juga yang belom memuaskan hati gue. Ini intinya :