Menurut saya pribadi, kegiatan itikaf pada bulan Ramadhan banyak manfaatnya, selain memperbanyak ibadah, kita juga bisa mengukur seberapa besar iman kita (mungkin). Ini yang sepertinya saya rasakan dan saya amati dari kegiatan itikaf ramadhan kemarin.
Pengalaman yang saya dapat dari itikaf kemarin adalah bahwa ternyata memang iman saya masih jauh dari kata sempurna, yang selama ini saya kira baik baik saya tapi nyatanya saya tidak baik baik saja. Saya ingat betul ketika qiyammulail malam itu dipimpin oleh imam besar dari Palestina, suaranya bagus dan enak didengar. Suaranya seperti suara imam imam di Indonesia. Saya cukup mengikuti bacaan beliau, puncaknya terjadi ketika beliau membacakan doa qunut, beliau berdoa panjang sekali, dan saya yang sudah mulai lelah ini mulai terkantuk-kantuk mendengarkannya, tapi kemudian saya menjadi bangun kembali ketika mendengar sekeliling saya menangis............
Saat itu saya merasa menjadi orang yang paling merugi, disaat orang-orang menangis mendengarkan doa qunut beliau dan saya malah digeluti setan sehingga terkantuk-kantuk. Kamu tau apa rasanya? rasanya saat itu saya benci sekali dengan diri ini yang dengan mudahnya kalah oleh godaan setan, yang kemudian saya merasa ada yang salah dengan hati ini, ada yang tidak beres dengan hati saya ketika imam membacakan doa qunut dengan khusyuknya kemudian saya tidak merasakan getaran sedikitpun! Saya merasa amat sangat malu............malu pada diri sendiri, malu sama Allah, ketahuan banget hamba Nya yang satu ini amat sangat berdosa, saya kemudian termenung dan menyadari bahwa hati saya sudah kotor, saya memiliki penyakit yang sangat berbahaya yaitu penyakit hati.
Saya takut, saya takut di hati ini hanya sedikit ada keimanan, atau keimanan ini hanya di bibir dan di otak saja tidak saya resapi hingga ke hati? Saya takut sekali..............
Hingga akhirnya saya menitikkan air mata karena malu sama Allah, malu karena hati ini begitu kotor, malu karena selama ini hidup sudah sangat mendunia, mungkin kurang meresapi akhirat, malu karena saya mungkin terlalu sombong dan kurang banyak bersyukur atas segala nikmat Allah.
Tapi di sisi lain, saya amat sangat bersyukur, Allah masih mau mengingatkan hamba-Nya yang hina ini, Allah masih mau menyadarkan saya bahwa saya kotor, bahwa saya butuh banyak bertaubat. Saya semakin terharu karena Allah dengan Kemurahan Hati Nya masih mau memberi saya sepercik iman Nya sehingga saya sadar bahwa saya masih jauh jauh jauh dari kata sempurna, bahwa saya selama ini hanyalah termasuk hamba Nya yang menganiaya diri sendiri............
Semoga kita termasuk orang orang yang masih diberikan petunjuk oleh Allah SWT.
Wallahua'alam bissawab
Komentar