Sepertinya cukup telat ya membaca novel ini disaat udah ada banyak buku Tere Liye lainnya yang lebih baru. Saya baru banget selesai membaca novel ini beberapa menit yang lalu. Dan.....wow sederhana tapi menawan, cukup membuat beberapa tetes air mata ini mengalir dengan spontan apalagi saat membaca surat dari Mei untuk Abang Borno.
Begitulah nampaknya cover buku yang saya dapatkan, cover terbarunya, berbeda dengan cover lama yang menggambarkan sosok Mei dengan payung yang terkembang.
Novel ini menceritakan tentang seorang pemuda asal Kalimantan yang tinggal di Sungai Kapuas, bernama Borno. Borno bekerja sebagai pengemudi Sepit (perahu kayu khas Sungai Kapuas sepertinya), suatu ketika Borno bertemu dengan Mei yang dengan sengaja menjatuhkan sepucuk angpao merah di sepit Borno, dan ternyata isi angpao itulah yang membuat rumit keadaan dan hubungan mereka.
Cerita sederhana antara laki laki dan perempuan yang dimabuk cinta, saling suka namun malu-malu yang kemudian ternyata terhalang oleh masa lalu yang membuat mereka harus cukup menderita satu sama lain dengan berdalih bahwa 'sebaiknya mereka tidak usah kenal dari awal'. Namun cinta sejati akan selalu menunjukkan jati dirinya. Segala pertemuan yang sengaja dan tidak sengaja mengantarkan mereka dan membuktikan bahwa cinta sejati nyata adanya.
Novelnya cukup tebal, walaupun ada beberapa part yang saya skip karena menggambarkan pensuasanaan dari lingkungan Borno, termasuk cerita mengenai kehidupan orang-orang di sekitar Borno.
Overall nilainya 8/10 yeaaay. Bagus. Novel Tere Liye selalu bagus dan sarat makna, serta penuh teka teki.
Komentar