Langsung ke konten utama

Road to Sinai Mountain (2)

Setelah perjalanan yang sangat panjang kali lebar, tibalah kami di pos pendakian (?) menuju gunung Sinai. Saat itu pukul 11 malam kalau tidak salah, kami harus berjalan sekitar 3-4 jam sehingga dapat sampai di puncak ketika sunrise. Sebelumnya kami makan dan sholat terlebih dahulu kemudian siap-siap memakai jaket, karena perjalanan menuju ke atas akan sangat dingin. namun karena perjalanan naik gunung ini mendadak, akhirnya saya dan teman-teman saya hanya memakai jaket seadanya. Teranyata teman-teman satu rombongan kami ada yang sudah berkali-kali naik gunung sinai sehingga mereka sangat santai, tidak membawa tas ke atas dan hanya bermodal senter dan air minum saja. lagi-lagi karena kami super duper newbie, kami membawa ransel ke atas takut ada apa-apa dan untungnya ranselnya memang ringan jadinya tidak menyulitkan perjalanan kami ke atas. 

sejujurnya ini kali pertama banget naik gunung wkwkw norak banget ya pasti. Pas baris juga kami nggak mau jalan di belakang-belakang banget, tapi juga nggak mau paling depan, yang jelas di tengah-tengah dan berpasangan dua-dua, saya sama fulky, cesia sama ninis, dan lily sama aldi. perjalanan dimulai............

sepanjang perjalanan benar-benar gelap, nggak bisa melihat apa-apa, sepanjang jalan hanya mengarahkan senter ke bawah karena gunung sinai adalah gunung bebatuan yang kami harus super duper hati-hati naiknya. nggak ada pegangan sama sekali kecuali pegangan tangannya fulky hahaha. yang pasti nggak boleh bengong dan nggak boleh ketiduran, jadinya harus sambil berceloteh dan sambil terengah-engah tapi harus sugestiin diri bentar lagi kok bentar lagi wkwk padahal mah masih jauh. kalau tidak salah ada 6 pos pendakian yang harus kami lewati sampai akhirnya menuju ke puncak. sepanjang perjalanan juga kami ditawari apakah kami mau naik unta atau tidak karena ternyata banyak turis yang naik ke puncak dibantu sama unta, tapi kami memilih untuk berjalan saja pelan-pelan sambil menikmati pemandangan *nggak deng, nggak ada pemandangan yang bisa diliat juga kalo malem-malem wkwk* 

berenti di salah satu pos pendakian (muka udah super duper gembelista) *diambil dari kamera fulky*
pos demi pos terlewati, di setiap pos kami pasti meluruskan kaki, rasanya pingin langsung tiba-tiba cringg sampai di atas haha. setelah melewati pos terakhir, akhirnya rintangan yang sesungguhnya tiba haha. kami harus benar-benar mendaki undakan tangga bebatuan yang cukup curam dengan penerangan yang minim, dan undakan tersebut tidak sedikit, saya sampai geleng-geleng dan tertawa miris *haha subhanallah ya naik gunung itu*. akhirnya sampailah kita di puncak gunung sinai....saat itu benar-benar masih gelap, dan lucunya di atas itu super duper dinginn tapi turis-turis barat yang naik gunung nggak ada yang berjaket-jaket seperti kita, mereka dengan cekatannya naik ke atas dengan pakaian minim dan seperti tidak kelelahan hahaha beda banget sama kita yang udah pake jaket, terus jalannya super lelet wkwkwk.

pemandangan pertama kali sampai di puncak, yang pasti cuma bisa bilang subhanallah *diambil dari kamera fulky*


dan beginilah pemandangan ketika sudah ada matahari *diambil dari kamera cesia*
sampai di atas kami berdecak kagum, antara ga nyangka udah sampe atas, dan melihat pemandangan yang subhanallah bagus banget, hamparan gunung bebatuan yang rasanya emang worth it banget lah naik capek-capek dan diatas dapet pemandangan yang keren banget. subhanallah :')

Setelah menikmati sunrise, sholat subuh di puncak *diatas itu ada masjid dan gereja loh*, dan mengabadikan momen-momen, kita akhirnya turun sebelum matahari makin panas dan sepanjang jalan turun kita nggak habis pikir ternyata perjalanan kita semalem serem juga ya kanan-kiri jurang bebatuan :( 

ternyata semalam kita mendaki dengan medan yang seperti ini :'' 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi UNPAD

Yak! Alhamdulillah saya sudah kelas 3 SMA, dan sepertinya sudah saatnya buat mikirin lebih serius mau ke universitas mana nanti, dan mau jurusan apa nanti, dan mau kerja apa nanti -,- . sebenernya gue agak males mikirin ini (aduh hidup gue~~) tapi ini harus, masa iya gue hidup mau terombang ambing sama arus laut gitu aja? nggak kan, yaudah jadi hari ini gue baru mencari-cari tentang satu fakultas yang sebenarnya sangat amat saya minati dibanding pilihan (dari orang tua dan kerabat-kerabat beserta tante dan kakak) yang lain. Dan gue ketiklah di mbah google "Fakultas Psikologi UNPAD" yeah :)) dan bermunculan berbagai macam sumber, ya ada yang menarik tapi ada juga yang belom memuaskan hati gue. Ini intinya :

17 years of Love Song

Apa yang muncul di benak lo pas baca title itu ? hahhaa pasti sesuatu yang romantis deh #soktau hahhaa jadi sebenernya ini tuh judul novel, pengarangnya sama kayak pengarang Summer Breeze (pasti tau lah). sebenernya dari cover luarnya tuh udah keliatan sendu banget gitu, gue liat novel ini waktu di stand nya puspa swara di islamic book fair kemaren, akhirnya gue beli lah ini buku dan ternyataa.. jreeng jreeng jreeeng.... gue nangis baca buku nya. sedih banget asal lo tau, sebenernya nggak tebel bukunya, tapi entah kenapa kayaknya tuh panjang banget ceritanya, dan lama, dan gue sangat terbawa sama ceritanya, sedih banget, gue sampe nangis terus sampe keinget-inget sama novel ini, aduuh emang lebai banget, tapi ya itu lah haha. jadi sinopsisnya gini... --Ada seorang anak laki-laki, namanya Leo, dia pindah ke kampung sama ibunya dari Jakarta, soalnya Orang Tuanya abis bercerai dan dia ikut ibunya pulang ke kampung halamannya di purwakarta, ini ceritanya setting tahun 91-an . terusnya , di...

Zomato Gold yang Menyatukan Kita

Thanks you Zomato Gold, yeah.  Hari kamis 7 Februari 2019 kemarin, saya ada meeting volunteer bersama dengan komunitas lain. Ceritanya, kita mau sharing dan membicarakan peluang kolaborasi antar dua komunitas, dan ya siap berjejaring lah ya :3  Nah! Salah satu kesulitan dalam meeting-meeting after-office-hours ini adalah memilih tempat makan yang tidak terlalu bising dan ramai agar rapatnya tetap kondusif. Thanks to Zomato Gold, sehingga kita bisa menemukan resto menarique dan sepi! Ada namanya restoran Senyum Indonesia, pas di sebrang pintu east mall Grand Indonesia. Dari luar resto ini nampak sangat fancy dan sepi, asumsinya makanannya akan mahal jadinya sepi, apalagi dekat Grand Indonesia (masa iya ngga mahal?). Tapi pas masuk ternyata ambience nya enak bangeet, lampunya temaram, tempatnya sepi, dan pas buka buku menu wow harganya tidak terlalu mahal, masih standar lah sama cafe cafe di Jakarta, info lengkapnya bisa buka zomatonya sendiri kali ya haha.  Ja...