Langsung ke konten utama

Review : Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990 dan 1991

Awalnya waktu keluar buku Dilan yang kedua (Dilan : Dia adalah Dilanku tahun 1991) heran banget kenapa booming banget dan kenapa semua orang pada baca. Saya termasuk orang yang cukup memperhatikan novel-novel yang lagi hits di toko buku tapi waktu yang dilan ini keluar saya kaget sih emang buku pertama nya kayak gimana sih sampe buku keduanya kok tiba-tiba terkenal banget wkwk *sirik*. Akhirnya satu hari di promosiin lah buat baca buku ini sama seorang teman, 'baca deh fii baguss, ya cerita jaman SMA gitu lah' tau nggak apa yang ada di dalam benak saya pas denger 'cerita cinta jaman SMA' itu? yah... cinta jaman SMA terkadang masih terlalu romantis dan kadang kenyataannya nggak seperti itu juga *sirik* *baper*

Tapi akhirnya penasaran juga sih melihat adik saya, Dimas, punya novel ini lengkap dari yang #1 dan #2 jadi saya tertarik juga untuk membacanya. Dan..................... ya bener sih di dalam novel itu menceritakan sepasang kekasih -Dilan dan Milea- yang ya kalau dibayangkan sih kisah mereka beneran romantis, mulus, penuh tantangan, tapi sedih akhirnya. Dilan merupakan sosok laki-laki yang out of the box banget pikirannya, kebiasaannya juga lucu, dan mereka berdua merupakan pasangan yang cukup humoris haha walaupun humorisnya ya sebenernya lebih ke arah gombal-gombal tapi lucu juga ternyata *walaupun sebagian orang mungkin menganggap ini too cheesy wkwk*. Milea merupakan sosok wanita yang banyak dikagumi oleh para laki-laki, Milea digambarkan sangat cantik *pokoknya tiap orang yang ada di novel ini pasti bilang Milea cantik* dan baik, ramah, supel ya layaknya wanita haha. 

Kisah percintaan mereka cukup unik, diawali dengan pendekatan dan kemudian jadian yang menggunakan surat pernyataan jadian menggunakan materai, kemudian mulai muncul masalah karena Dilan diceritakan merupakan anak geng motor yang kerjaannya berantem hingga harus dipecat dari sekolah bahkan sampai masuk penjara. 

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini menurut saya cukup unik, berbeda dengan novel-novel yang lain. gaya bahasanya seolah-olah memang Milea yang sedang menceritakan kisahnya, tanpa bahasa-bahasa yang baku, hanya seperti bahasa percakapan sehari-sehari yang sering menggunakan banyak tanda seru (!) untuk beberapa kalimat dengan intonasi antusias atau intonasi memaksa. cukup menarik. 

Akhir cerita dari novel ini mungkin tidak bahagia, karena apabila dibuat bahagia mungkin akan semakin tidak realistis novelnya haha. menurut saya akhir ceritanya cukup bagus walaupun sedih dan membuat saya menangis karena ya memang memori Milea dan Dilan mungkin sangat indah, mungkin Milea sangat rindu akan Dilan-nya namun mau dikata apa lagi, semua sudah berakhir *naonsihfin*.

Hmm dari 1-10 saya kasih nilai 8 *yeay*

ps : kata Dimas mau ada lanjutannya lagi! *mungkin dia bohong, mungkin dia benar, entahlah*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sekilas tentang Student Exchange Programme (SEP) IPSF 2014

Mahasiswa Farmasi di seluruh Dunia memiliki suatu organisasi International yang disebut IPSF (International Pharmaceutical Students Federation). IPSF dibagi menjadi beberapa daerah, American, Europe, Asia-Pacific, Africa, dan Eastern Mediterranean. Nah, ITB sendiri memiliki Asosiasi tersendiri yaitu HMF (Himpunan Mahasiswa Farmasi), nah salah satu program dari IPSF sendiri adalah Student Exchange Programme yang biasa disingkat SEP. Setiap tahunnya, kita dapat apply untuk ikutan program ini. Tahap apply-nya juga tidak terlalu susah, hanya dengan membuat akun di web sep.ipsf.org dan kemudian mengisi Application Form yang sudah tersedia, tidak lupa untuk upload CV, Motivation Letter, dan Pas Foto. Kemudian kita bisa memilih 3 negara / asosisasi untuk menjadi pilihan negara tujuan kita.  Alhamdulillah setelah melalui proses diatas, saya dan beberapa teman saya di reserved oleh ASPSA (Alexandria Scientific Pharmaceutical Students Association), sebuah asosiasi yang berada di Mesir! ...

Zomato Gold yang Menyatukan Kita

Thanks you Zomato Gold, yeah.  Hari kamis 7 Februari 2019 kemarin, saya ada meeting volunteer bersama dengan komunitas lain. Ceritanya, kita mau sharing dan membicarakan peluang kolaborasi antar dua komunitas, dan ya siap berjejaring lah ya :3  Nah! Salah satu kesulitan dalam meeting-meeting after-office-hours ini adalah memilih tempat makan yang tidak terlalu bising dan ramai agar rapatnya tetap kondusif. Thanks to Zomato Gold, sehingga kita bisa menemukan resto menarique dan sepi! Ada namanya restoran Senyum Indonesia, pas di sebrang pintu east mall Grand Indonesia. Dari luar resto ini nampak sangat fancy dan sepi, asumsinya makanannya akan mahal jadinya sepi, apalagi dekat Grand Indonesia (masa iya ngga mahal?). Tapi pas masuk ternyata ambience nya enak bangeet, lampunya temaram, tempatnya sepi, dan pas buka buku menu wow harganya tidak terlalu mahal, masih standar lah sama cafe cafe di Jakarta, info lengkapnya bisa buka zomatonya sendiri kali ya haha.  Ja...

Psikologi UNPAD

Yak! Alhamdulillah saya sudah kelas 3 SMA, dan sepertinya sudah saatnya buat mikirin lebih serius mau ke universitas mana nanti, dan mau jurusan apa nanti, dan mau kerja apa nanti -,- . sebenernya gue agak males mikirin ini (aduh hidup gue~~) tapi ini harus, masa iya gue hidup mau terombang ambing sama arus laut gitu aja? nggak kan, yaudah jadi hari ini gue baru mencari-cari tentang satu fakultas yang sebenarnya sangat amat saya minati dibanding pilihan (dari orang tua dan kerabat-kerabat beserta tante dan kakak) yang lain. Dan gue ketiklah di mbah google "Fakultas Psikologi UNPAD" yeah :)) dan bermunculan berbagai macam sumber, ya ada yang menarik tapi ada juga yang belom memuaskan hati gue. Ini intinya :