Saya bukan pengamat puisi. Walaupun judul novel ini dan memang novel ini bersumber dari buku kumpulan puisi dengan judul yang sama dan pengarang yang sama.
kemudian mengapa saya membeli novel ini?
jadi ceritanya waktu itu saya sedang membuka laman gramedia online -atas rekomendasi temen saya namanya Ayu untuk membeli online di gramedia.com- di baris paling atas ada beberapa novel yang direkomendasikan, salah satunya novel ini "Hujan Bulan Juni", secara refleks otak saya flash back ke suatu waktu. waktu itu saya lagi di togamas bandung bersama seorang teman dan dia menunjukkan kepada saya buku kumpulan puisi hujan bulan juni dan menunjukkan beberapa judul puisi yang menurutnya bagus. dari situlah saya terinspirasi untuk membeli novel ini. lagipula cover nya bagus bangeet haha simple tapi ngena~
saya suka membaca novel, sepertinya berbagai genre. mostly novel yang saya baca agak sejenis sih genrenya, tapi kadang juga agak sastra dikit seperti Andrea Hirata, atau novel sastra beneran seperti novel dengan judul siti nurbaya, layar terkembang, di bawah lindungan ka'bah (walaupun ini bacanya pas smp haha tapi baguuussss dan rekomended lah).
kembali ke hujan bulan juni, iya jadi setelah saya baca novel yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal ini, hanya sekitar 135 halaman. novel ini novel sastra. seperti kebanyakan novel sastra lainnya, ketika saya membacanya harus membutuhkan konsentrasi yang agak tinggi dan bahkan buka internet nyari suatu kata yang bahkan saya nggak tau itu apa .____.
ceritanya sederhana, dekat dengan kehidupan sehari-hari dan mirip dengan kehidupan sehari-hari dimana sering ditambahkan suara-suara di dalam otak si tokoh utama, jadi terlihat sangat nyata. kalimat Pingkan yang paling sering terlintas di benak Sarwono adalah "Jangan cengeng, Sar" dan itu diulang-ulang di setiap bagian, kalau udah jatuh cinta gitu ya pasti keulang-ulang mulu kalimatnya *ew keceplosan*
Mengisahkan dua orang hmm 'kekasih' bernama Pingkan dan Sarwono. latar belakang cerita ini banyak mengambil latar Jakarta, Jogja, dan Solo -jadi pengen ke jogja........-. kisah cinta yang banyak halangannya yaitu jarak, ketakutan Sarwono akan Pingkan yang akan kecantol atau dicantol orang lain ketika pergi ke Jepang, mereka yang berbeda suku, Pingkan yang dijodohkan dengan orang lain, dan Sarwono yang ternyata sakit paru-paru basah. Endingnya terserah pembaca masing-masing mau menggambarkan mereka berdua kemudian seperti apa, karena menurut saya cukup dibuat menggantung dan memanfaatkan kreativitas pembaca dalam menafsirkannya hahaha.
Komentar